Kamis, 01 Mei 2014

makalah filsafat umum, unsika



BAB I
A. Pendahuluan
1.1 latar belakang
Konon, orang yang mula-mula sekali menggunakan akal secara serius adalah orang yunani yang bernama Thales (kira-kira tahun 624-546 SM). Orang inilah yang di gelari bapak filsafat. Gelar ini di berikan kepadanya karena ia mengajukan pertanyaan yang aneh, yaitu: apakah sebenarnya bahan alam semesta ini? Ia sendiri menjawabnya: air. Setelah itu silih bergantilah filosof sezamannya dan sesudahnya mengajukan jawabannya. Semakin lama persoalan yang di pikirkan oleh manusia semakin lama semakin luas,dan semakin rumit pula pemecahannya.
Buah pemikirannya yaitu hasil kerja akal- yang mulai mengagetkan manusia awam barangkali pertama kali di lontarkan oleh Heraclitus (Herclitus) yang hidup sekitar tahun 500-an SM,yaitu tatkala ia berkata bahwa yang sesunguhnya yang sungguh-sungguh ada,yang hakikat,ialah gerak dan perubahan. Jadi bila orang awam melihat sebuah patung dini hari  yang diam,sesungguhnya patung itu bergerak dan berubah terus;demikian heraclitus. Indra kitalah yang tertipu atau yang menipu. Kemudian filosof lain, orang yunani juga berhasil menyusun argumentasi untuk membuktikan sebaliknya  yang hakikat, yang sungguh-sungguh ada,ialah diam,tetap,tak berubah,tak bergerak.  Kalau kita meklihat anak panah yang meluncur dari busurnya – jadi bergerak –sesungguhnya anak panah itu dapat di buktikan oleh paramenides tidak bergerak alias diam.
Cerita singkat di atas telah memperlihatkan bahwa karya akal memang cukup hebat. Keadaan itu di buat semakin ramai oleh kemunculan oarang yang bernama zeno, juga orang yunani, yang lahir pada kira-kira tahun 490 SM. Kemunculannya barangkali dapat dianggap menandai mulainya pemikiran sofisme. ia berhasil membuktikan bahwa ruang kosong itu tidak ada; pluralitas (jamak)  itu juga tidak ada; gerak tidak ada . jadi, semua yang mapan dalam pandangan orang awam ketika itu menjadi goyah. Inilah salah satu karya akal yang hebat: kebimbangan
Puncak kebingungan itu terlihat pada tokoh sofisme terbesar, yaitu partogoras. Ia menyatakan bahwa manusia adalah ukuran segala-galanya. Nah inilah rumus utama relativisme. Kebenaran telah di relatifkan. Yang benar ialah yang benar menurutku, menurutmu kebenaran objektif tidak ada. Sialnya pemikiran relativisme ini. Berpengaruh pula pada keyakinan agama orang athena ketika itu apa jadinya? Tidak ada kebnaran yang pasti tentang pengetahuan, tetang etika,metafisika, juga tentang agama. sekali lagi, inilah hasil karya akal yang hebat itu. Lantas akibatnya lebih jauh, yaitu orang athena sejak saat itu, terutama pemudanya, menjadi orang bingung  tanpa pegangan: sendi-sendi agama telah digoyahkan dasar-dasar pengertahuan telah di guncangkan. Oleh siapa? Pemikirannya, ya... oleh akal.
Menghadapi keadaan ini, muncul yunani juga, yang bernama Socrtes. Nama ini mungkin sama terkenalnya dengan nama Nabi Muhammad.  Socrates hidup  pada kira-kira tahun 399-470 SM. Ia orang yang taat beragama , meyakini dasar-dasar pengetahuan, demikian menurut sejarah. Ia berpendapat bahwa yang benar secara objektif itu ada, itu dapat di pegang. kebenaran yang relatif ada juga. Ia berusaha mengajak pemuda pemuda Athena untuk mempercayai kebenaran yang objektif, yang dapat di pegang. Ia pun mengajak pemuda pemuda itu kembali mempercayai agama mereka.  Ia, menggunakan metode dialetika, dengan bercakap-cakap kesana kemari, berhasil membuktikan adanya kebenaran objektif. Itulah esensi-esensi dalam definisinya. Definsi atau pengertian umum merupakan penemuan Socrates yang terpenting. Metode induksi mulai digunakannya, yaitu dalam rangka  mencari esensi- esensi tersebut. Yang relatif memang ada, yaitu kebenaran-kebenaran pada ciri-ciri aksedensinya. Ringkasnya, ia telah berhasil menginsafkan pemuda pemuda athena ketika itu di anut kembali. Akan tetapi hasil ini di tebus dengan hukuman mati untuk dirinya dengan minum racun, melaksanakan keputusan pengadilan Athena.
            Usaha  Socrtes itu di teruskan oleh plato. Orang ini adalah teman dan murid Socrtes. Dengan mengangkat esensi pada pengertian umum socrates menjadi idea, maka adanya kebenaran objektif semakin dikukuhkan. Sampai disini ‘’ kegaduhan’’ pertama dalam sejarah penggunaan akal dapat diredakan. Orang athena mulai percaya lagi pada adanya kebenaran yang objektif, kebenaran yang dapat di pegang dan mulai meyakini kembali agama mereka. Relativisme  mulai di tinggalkan yan relatif memang ada, tetapi tidak seluruh kebenaran bersifat relatif.
 Setalah pristiwa itu,pemikiran manusia (filasat) memasuki suatu priode yang panjang sekali,kira-kira 1500 tahun. Priode inilah yang sering disebut abad pertengahan. Ini adalah sebutan  yang amat sederhana. Filsafat pada priode ini pada pokoknya di pengaruhi oleh kristen. Selama priode yang panjang itu filsafat (di barat kristen) boleh di katakan tidak banyak menghasilkan penemuan, terutama jika di bandingakan dengan panjangnya rentang waktu. Pemikiran seperti direm. Yang mengerem ialah orang-orang kristen atas nama agama kristen. Akal dikekang dan dikungkung secara keterlaluan oleh agama kristen pada masa ini. Itulah sebabnya priode ini sering disebut juga priode skolastik, dan filsafatnya di sebut skolatisisme. Rumus utama pada priode ini ialah credo ut intelligem. Periode ini seolah-olah merupakan periode ‘’ balas dendam’’ terhadap merajalelanya akal pada priode sebelumnya.
Pada akhir periode ini, seorang pemikir, dengan penuh persiapan, dapat juga melepaskan diri dari situasi itu. Ia melesat lepas dari kungkungan dan kekangan itu, laksana anak panah lepas yang meninggalkan zamannya. Orang itu di gelari bapak filsafat modern.  Dapat diduga, pada masa persiapan ia membaca juga buah pemikirannya yang paling utama adalah melepaskan diri dari pengaruh agama kristen, menghidupkan kembali tradisi yunani, yaitu rasionalisme. Karena yang terakhir ini, gerakannya sering di sebut gerakan renaissance.
Jika munculnya socrtes dapat di anggap sebagai reaksi terhadap akal yang terlalu dominasi suara hati (dalam hal ini iman kristen) terhadap jalan hidup manusia. Dua tokoh besar yang munculdari dua latar belakang yang amat berbeda: yang astu uncul karena ulah akal, yang satu lagi muncul karana ulah oarang kristen yang terlalu di pengaruhi oleh hati atau rasa.
Manusia ideal ialah manusia yang utuh,yaitu manusia yang menggunakan indera,akal,dan hatinya secara seimbang, manusia yang jalan hidupnya di tentukan oleh pertimbangan indera,akal,dan hati tidaklah terdapat persengketaan; mereka masing-masing mempunyai daerah, paradigma, metode, ukuran sendiri-sendiri; saling melengkapi.

1.2 Rumusan masalah
            1.  Bagaimana Munculnya Berbagai Teori Filsafat?
            2.  Apa Yang Di Maksud Dengan Teori Kebenaran dan perkermbagannya?






Bab II
B. Kerangka teori
A. Dua Kekuatan Yang Mewarnai Dunia
keadaan dunia yang begini ada yang mewarnainya. Kekuatan yang mewarnai itu pertama ialah Agama yang kedua ialah Filsafat. Orang yang mewarnai dunia hanya dua, nabi dan ulama, dan filosof. Apakah sains dan teknologi dalam garis besarnya netral. Pakar sains dan teknologi menggunakan sains dan teknologi dalam garis besar netral. Pakar sains dan teknologi menggunakan sains dan teknologi untuk mewarnai dunia berdasarkan pandangan hidupnya;pandangan hidup itu dua: Agama Dan Filsafat.
            Sejarah telah mempertontonkan adanya manusia yang berani mati untuk dan karena agama yang dianutnya. Orang mengorbankan harta,pikiran,tenaga,atau nyawa sekalipun untuk dan karena kepercayaan yang dianutnya. Adapula orang yang dibakar hidup-hidup oleh orang yang merasa agamanya di sentuh oleh orang tersebut. Orang pula rela di jemur dan diapit oleh dengan batu besar untuk mempertahankan kepercayaannya (agama) yang dianutnya. Orang dengan tekun menabur bunga  di kuburan, membakar kemeyan di tanah-tanah tinggi atau di rela mengubur anak perempuannya hidup hidup karena kepercayaan yang di anutnya. Demikian kenyataannya
*.  pengertian agama
            Dulu adam hawa berada di surga, demikian menurut islam dan beberapa agama lain. Lalu tuhan mengiginkan mereka hidup di dunia untuk sementara. Tuhan berkata kepada adam dan hawa: berangkartlah kalian ke dunia. Timbul kekhawatiran, bagaimana caranya hidup di dunia itu? Tuhan memberikan jaminan: nanti kalau adam dan hawa sudah sampai di dunia, tuhan akan mengirimkan petunjuk isi petunjuk itu ialah tentang cara hidup di dunia. Peraturan tentang cara hidup di dunia inilah yang disebut.
*. pengertian filsafat
Hatta mengemukakan pengertian filsafat itu lebih baik tidak dibicarakan lebih dulu(Hatta,1966:1:3). Nanti bila orang lebih banyak membaca atau mempelajari filsafat, orang itu akan mengerti dengan sendirinya apa filsafat itu menurut kondisi menurut konotasi yang di tangkapnya. Langevad juga berpendapat begitu. Katanya, setelah orang berfilsafat sendiri, barulah ai maklum itu; akan makin dalam berfilsafat, akan mengerti ia apa filsafat itu (lavengeveld 1961:9).

- Akal dan hati pada zaman yunani kuno
pertentangan atau kerja sama antara akal dan hati itulah pada dasarnya isi sejarah filsafat. Memang pusat kendali kehidupan manusia terletak di tiga tempat, yaitu indra, akal, dan hati. Namun akal dan hati itulah yang paling menentukkan.
·         Thales
   
Thales (624-546). Seorang militus yang di berikan gelar bapak filsafat karena dialah orang yang mula-mula berfilsaf. Gelar itu di berikan karena ia mengajukan pertanyaan yang amat mendasar , yang jarang di perhatikan orang,juga orang zaman sekarang: what is the nature of the word stuff?  (mayer,1950:18) apa sebenarnya alam semesta ini? Tak pelak lagi pertanyaan ini amat mendasar. Terlepas dari apapun jawabannya, pertanyaan ini saja telah dapat mengangkat namanya menjadi filosof pertama. Ia sendiri menjawab air. Jawabanya yang sangat sederhana dan belum tuntas. Belum tuntas karena dari apa air itu? Thales mengambil air sebagai asal dari alam semesta barangkali  karena ia melihatnya lama sebgai sesuatu yang amat diperlukan dalam kehidupan, dan menurut pendapatnya bumi ini terapung di atas air (mayer,1950:18).
- Akal dan hati pada abad pertengahan                                                        
Permulaan  abad pertengahan barangkali dapat di mulai sejak plotinus. Pada tahun plotinus (lahir 204 M) 0pengaruh agama kristen kelihatannya begitu besar : filsafatnya berwatak sepiritual.
·         Plotinus (204-270)
Thales (624-546) di gelari sebagai filosof pertama barangkali karena ia mengajukan pertanyaan yang sangat mendasar: apa bahan alam semesta ini? Thales menjawab air . jawaban yang tidak memuaskan pertanyaan yang lebih berbobot dari pada jawabannya. Plotinuslah jadi sekitar 800 tahun kemudian , orang yang mula-mula menyusun jawaban yang lumayan terhadap pertanyaan itu. Itulah yang teori emanasi dan konsep inilah pertama yang menyebabkan plotinus cukup penting untuk di pelajari. Teori penciptaannya yang berupa emanasi itu di pengaruhi juga pada filsafat islam.
Akan tetapi, pemikiran plotinus bukan hanya tentang rahasia penciptaan;ia juga mengemukakan pemikiran tentang etika,yang keliatannya masih relevan di pertimbangkan pada  zaman sekarang. Secara umum ajaran plotinus di sebut plotinisme atau neopaltonisme, jadi ajaran plotinus itu tentulah berkaitan dengan ajaran plato . platonisme adalah suatu sistem yang teosentris, jadi dalam hal ini sama dengan agustinus, memang filosof pada masa ini pada umunya teosentrisme.
- Akal dan hati pada zaman modern
Pada abad pertengahan, hedgemoni antara akal dan iman benar-benar tidak seimbang. Pada abad itu akal kalah total dan iman menang mutlak. Abad ini telah mempertontonkan kelambanan kemajuan manusia, padahal tadinya manusia itu sudah membuktikan bahwa ia sanggup maju dengan cepat abad ini telah dipenuhi lembaran hitam berupa pemusnahan orang-orang yang berpikir kreatif, karna pemikiran yang berlawanan atau berbeda dengan pikiran tokoh gereja. Abad ini tidak saja lamban, lebih dari itu secara pukul rata filsafat munndur pada abad ini : jangankan menambah, menjaga warisan sebelumnya pun abad ini tidak mampu.
·                     Rainanse
Rainance ini istilah bahasa perancis. Dalam bahasa latin, re+nasci berarti lahir kembali (rebirth). Istilah ini biasanya digunakan oleh sejarahwan untuk  menunjuk berbagai priode kebangkitan intelektual, khususnya yang terjadi di eropa, dan lebih khusus lagi di italia, sepanjang abad 15 dan ke- 16.  Mula-mula istilah ini digunakan oleh seorang sejarawan terkenal michelet, dan dikembangkan oleh burckhadrt (1860) untuk konsep sejarah yang menunjuk kepada periode yang bersifat individualisme, kebangkitan kebudayaan antik, pemenuan dan manusia, sebagai periode yang dilawankan dengan periode abad pertengahan ( Runest 270). Karya filsafat pada abad ini disebut filsafat rainsance ( runes 271 ).
            Batas yang jelas mengenai kapan dimulainya penghabisan abad pertengahan sulit ditentukan. Yang dapat ditentukan ialah bahwa abad pertengahan itu telah selesai tatkala datangnya zaman rainance yang meliputi kurun waktu abad ke 15 dan ke 16 (bertence). Abad pertengahan adalah ketika alam pikiran dikungkung oleh gereja. Dalam keadaan seperti itu kebebasan pemikiran amat terbatas, perkemabangan saince sulit terjadi, juga perkembangan filsafat, bahkan dikatakan manusia tidak mampu menemukan dirinya sendiri . oleh karna itu , orang mulai mencari alternatif. Nah, didalam perenungan mencari alternatif itu orang teringat pada suatu zaman ketika peradaban begitu bebas, tidak dikungkung, saince maju, yaitu zaman dan peradaban yunani kuno. Usaha ini sebenernya telah dimulai didalam karya orang-orang italia didalam kesusastraan, misalnya pada petranca ( 1354-1374) dan boccacio(1313-1375).
Spinoza (1632-1677)
Spinoza dilahirkan pada tahun 1632 dan meninggal dunia pada tahun 1677. Nama aslinya Baruch Spinoza. Setelah ia mengucilkan diri dari agama Yahudi, ia mengubahnya namanya menjadi Benedictus de Spinoza. Ia hidup dipinggiran kota Amsterdam (Solomon, 1981:71).
            Menurut Solomon (1981:71), cara terbaik mempelajari metafisika modern ialah mempelajari karya-karya metafisika para filosof. Mempelajari jangan terpisah-pisah misalnya kosnologi terlebih dahulu, kemudian ontologi. Cara seperti ini akan menyulitkan kita mengetahui hubungan dalam sistem filosof tersebut. Untuk pengantar mempelajari metafisika modern, Solomon menganjurkan mempelajari lebih dulu metafisika pada abad ke-17. Filosofnya ialah Spinoza, dan yang kedua ialah Leibniz (1646-1716). Filosof kedua ini adalah filosof Jerman Modern terbesar yang pertama.
            Metafisika modern biasanya dikatakan dimulai oleh Descartes (1596-1650). Metodenya untuk sampai kepada kepastian sempurna lewat deduksi matematis, sah untuk diterima (Solomon: 71). Akan tetapi, halnya tidak sesederhana itu. Metafisika mempunyai jalur yang panjang sejak Yunani, melintasi Abad Pertengahan, barulah kepada Descartes. Oleh karena itu, kita tidak usah heran menemukan bahwa konsep sentral dalam metafisika descrates adalah substansi dan definisi, yang sesungguhnya sudah ada pada Aristoteles. Sebagaimana aristoteles, ia pun berpendapat bahwa sesuatu untuk ada tidak memerlukan yang lain ( bila adanya karna yang lain, berarti substansinya kurang meyakinkan). Nah, baik spinoza maupun ledniz ternyata mengikuti pemikiran descartes itu. Dua tokoh terakhir ini juga juga menjadikan subtansi sebagai tema pokok dalam metafisika mereka, dan mereka berdua juga mengikuti metode descartes. Tiga filosof ini descartes, spinoza, ledmiz, biasanya dikelompokan dalam satu mazhab, yaitu rasionalisme.
B. Teori kebenaran dan meliorisme
Sebaliknya dari pragmatisme peirce yang di kembangkan dengan studi logisempiris james membangaun pragmatismenya lewat studi yang berkenaaan dengan pisikologi dan kebutuhan vital manusia. Oreantasi pisikologi dan watak manusia begitu mempengaruhi pemikiran james. Ini menimbulkan filsafat yang praktis dan murni teori teoritis. Oleh karena itu, filsafat pragmatisme mementingkan melihat kedepan mengenai tujuan, akibat-akibat, atau hasil praktis filsafat itu. Ini pada peirce dan james amat berbeda. Perdebatan pokoknya ialah peirce memandang pragnatisme sebagai pengertian yang selalu menunjukkan yang konseptual tetapi tidak membicarakan masalah cara mengerti. Pada peirce, tujuan pragmatisme dan hasil praktisnya di pahami secara logis dan ilmiah dan filsafat dibatasi pada masalah pengayaan intlektual. Pada james tujuan pragmtisme dan haqsil praktisnya dipahami secara moral, spiritual, dan secara individual dalam arti pengembangan kemanusiaan.
            Pertanyaan pragmatis pada james adalah’’ apakah yang dilakukan oleh idea itu padamu dalam menghadapi kehidupan nyata?’’ untuk memiliki nilia-nilai kemanusian, setiap idea mestilah berguna untuk setiap tujuan hidup yang  jelas. James mencari tujuan yang konkret dan memperkaya kehidupan. Inilah dua ciri khas pragmathisme james. Dalam kenyataannya kedua ciri ini menjadi indikator  hasil praktis dalam pragmatisme james. Untuk memahami hal secara lebih jelas, perlu diketahui apa yang di maksud oleh james dengan meliorisme.

C. Kebenaran tidak relatif
‘’kebenaran samudera darah pun tidak dapat menenggelamkan kebenaran’’
(maxim gorky,sastrawan rusia)
            Percayakah anda bahwa kebenaran itu bersifat relatif?
‘’ kebenaran itu tidak ada, tergantung pada tiap-tiap orang’’. Begitu kata seorang kawan penulis. Penulis tidak habis pikir, bagaimana pada saat masih percaya pada prinsip hidup yang di anggap sebagai kebenaran juga pada saat masih banyak orang yang percaya bahwa kebenaran, juga pada saat masih banyak orang yang percaya bahwa kebenaran itu ada, dia bisa  mengatakan nya dengan begitu mudah-bahwa kebenaran itu relatif.
             Tapi bukan berarti bahwa kebenaran itu tidak ada. Tidak akan ada kebenaran jika ‘’ omongan’’, penilaian, ungkapan,evaluasi,dan pengukuran di dasarkan pada fakta atau realitas yang secara material ada. Orang bisa berbeda (relatif) dalam menilai jarak antara bali dan jakarta. Si A mengatakan, ‘’ jauh, dong!’’ si B dapat mengatakan, ‘’ Ah, nggak jauh amat. Satu kedipan saja sampai. Coba, you waktu berangkat  naik mobil tidur,terus kamu bangun pagi, kamu sudah sampai jakarta’’ keduanya punya pengalaman yang berbeda.
            Mungkin si A adalah orang miskin sehingga ia terbiasa naik kereta ekonomi. dari bali ia harus menyebrang dulu ke Banyuwangi, lalu ia harus berhenti di Surabaya. Perjalanan yang di tempuh pun terasa lambat, lama, dan terasa jauh. Sementara, si B adalah orang kaya yang naik mobil pribadi sehingga ia bisa enak tidur di perjalanan karena mobil bagus dan berharga mahal lebih terasa nyaman. Maka, jarak yang jauh pun dapat di tempuh secara cepat (dapat kita bayangkan jika,yang menempuh jarak antara bali ke jakrta  dengan menggunakan pesawat pribadi atau helikopter, seperti konglomerat kaya, presiden, atau materi ...tentu jaraknya terasa dekat , waktu tempuh cepat).
Bab III
C. Pembahasan
Setelah di coba menjelaskan dari berbagai segi dan bermacam cara, dapatlah diketahui bahwa filsafat adalah pengetahuan yang di peroleh yang diperoleh dengan cara berpikir secara berpikir logis, tentang objek yang abstrak logis, kebenarannya hanya di pertanggung jawabkan secara logis pula. Jika di ringkaskan, dapat juga dikatakan bahwa filsafat ialah pengetahuan yang logis  yang tidak dapat di buktikan secara empiris. Definisi ini memang belum lengkap, belum mencakup seluruh konsep yang terkandung dalam istilah filsafat, tetapi agaknya telah mampu menunjukkan apa filsafat itu dalam garis besarnya.
Beerling (1966: 8) mengatakan bahwa orang yunani yang mula-mula berfilsafat di barat mengatakan bahwa filsafat timbul karena ketakjuban. Ketakjuban  menyaksikan keindahan dan kerahasian alam. Plato mengatakan bahwa filsafat dimulai dari ketakjuban. Sikap heran atau takjub itu akan lahir dalam bentuk bertanya. Pertanyaan itu memerlukan jawaban bila pemikir menemukan jawaban, jawaban itu dipertanyakan lagi karena ia selalu sanksi pada kebenaran yang ditemukannya. Patrick (mulder, 1966:44-5) mengatakan, manakala keheranan mereka menjadi serius dan penyelidikan menjadi sistematis, mereka menjadi filosof. Sartre (beerling, 1966:8) mengatakan bahwa kesadaran pada manusia ialah bertanya yang sebenar-benarnya. Pada bertanya itulah manusia berada dalam kesadarannya yang sebenar-benarnya.
Akan tetapi, hendaknya perlu segera dicatat bahwa pertanyaan yang dapat menimbulkan filsafat bukanlah pertanyaan yang sembarangan. Pertanyaan yang dangkal seperti “ apa rasa gula” dapat dijawab oleh lidah; pertanyaan “ pada tahun keberapa tanaman kopi berbuah” tidak akan menimbulkan filsafat. Riset dapat menjawab pertanyaan ini. Pertanyaan yang dalam, yang ultimate, yang bobotnya berat, itulah yang akan menimbulkan filsafat bila jawabannya diberikan secara serius. Cobalah jawab pertanyaan Thales,  what is the nature of the world stuff?” apa sebenarnya bahan alam semesta ini ? indera dapat menjawabnya, air. Jawaban itu (air) sungguh belum memuaskan, tetapi ia mendasari jawabannya dengan dasar yang lumayan. Katanya water is the basic principle of the unniverse (mayer:18). Prinsip alam dasar semesta adalah air karena air dapat berubah menjadi berbagai wujud. Ya, alasan yang lumayan. Selain thales, banyak juga filosof yang  mengemukakan jawaban. Ada yang menemukan 4 unsur (tanah, air, udara, api), ada yang menemukan apeiron yang cirinya mungkin sama dengan Tuhan.  Jadi, pertanyaan itulah yang menimbulkan filsafat. Pada zaman permulaan ( Yunani), pertanyaan itu timbul dari takhayul, ketakjuban pada alam. Pada zaman modern penyebab pertanyaan itu lain lagi.
Apa yang pernah dikatakan sebelum ini bahwa filsafat dan agama adalah dua kekuatan yang mewarnai dunia, mulai kelihatan kebenarannya pada zaman Yunani itu. Filsafat pada dasarnya adalah akal, agama pada pokonya adalah iman (hati, rasa). Oleh karena itu wajarlah bila perkembangan budaya selalu dilatar belakangi oleh pergulatan antara akal dan hati, antara rasio dan iman, antara filsafat dan agama. Ini sudah mulai kelihatan pada zaman yunani kuno itu. Apa yang dapat dilihat? Pada tahap permulaan, yaitu pada Thales dan beberapa kawannya, akan mula menonjol dominasinya, tetapi iman masih kelihatan memainkan perannya. Filsafat Thales, misalnya, belum murni akhliyah; didalam argumentasinya kita masih dapat melihat adanya pengaruh kepercayaan pada mitos yunani; mitos adalah agama, jadi iman. Begitu juga pada pythagoras, misalnya, kita pun masih dapat melihat adanya pengaruh mitos tersebut. Argumentasinya tentang angka-angka itu agaknya belum murni akhliah; ordonya yang pantang beberapa jenis makanan, jelas merupakan indikator bahwa ia masih dipengaruhi oleh kepercayaan dalam berfilsafat. Jika diambil pukul rata, agaknya dapat dikatakan, bahwa pada saat bertolaknya akal dan hati, rasio dan iman, filsafat dan agama masih sama-sama memegang dominasi dalam kehidupan.
Pada zaman sofis keadan berubah. Pada zaman ini akal dapat dikatakan menang mutlak. Manusia adalah ukuran kebenaran, juga semua kebenaran relatif, yang merupakan ciri filsafat sofisme, jelas merupakan pertanda bahwa akal sudah menang mutlak terhadap iman. Lalu apa akibatnya? Kekacuan, yaitu kekacuan kebenaran. Tidak adanya ukuran yang dapat berlaku umum tentang kebenaran,jelas merupakan penyebab kekacuan itu. Akibatnya selanjutnya aialah semua teori sains, di ragukan, semua akidah dan kaidah agama di curigai. Ini sudah cukup untuk di jadikan bukti bahwa manusia zaman itu telah hidup tanpa pegangan. Ini amat berbahaya. Keadaan ini di sertai pula oleh munculnya ‘’ pembela-pembela’’ kebenaran, ya, orang sofis itu mereka mengajar, menjadi guru terutama bagi pemuda dalam filsafa, mereka menjadi filosof, dan menjadi hakim. Bayangkan apa yang akan terjadi lebih lanjut. Kekacuan meluas. Maka tampilah sang pembela kebenaran, yaitu socrates, sang guru.
Misi socrates amat jelas: menghentikan pemikiran sofis yang menganggap bahwa semua kebenaran itu relatif. Pemikiran inilah yang menjadi biang keladi kekacauan itu. Cara yang di tempuh socrates mudah di tebak yaitu meyakinkan orang athena, terutama para filosof dan hakim sofis,bahwa tidak semua kebenaran relatif; ada kebenaran yang dapat diterima oleh semua oranag inilah pengertian umum. Dalam kerangka ini pengertian umum inilah yang merupakan temuan socrtes yang terpenting. Tapi ini tidak berhan lama kurang lebih 300 tanun kemudian hegemoni terganggu lagi. Sejak meninggalanya socrates, filsafat seperti kehilangan bahan bakar. Dan pada saat itulah tepat abad pertengahan agama menang mutlak, akal kalah total.
Bab IV

D. penutup
Kesimpulan
Dari berbagai teori tentang kebenaran dalam berfilsafat kami mengambil kesimpulan, bahwa kebenaran di peroleh dari hasil pemikiran seseorang tentang segala sesuatu yang terjadi di sekitar alam semesta ini. Kebenaran yang di hasilkan merupakan buah pemikiran tokoh-tokoh filsafat pada zaman yunani kuno, pertengahan mapaun sampai modern.
Bagaiamana kebenaran itu bisa ada? Karena kebenaran di rasakan ada oleh panca indra dan di rasakan oleh manusia, sehingga membuat manusia bertanya akan sebuah kejadian yang  di rasakan. Pertanyaan yang di buat tidaklah membuat kita berpikir sebelumnya tentang hal itu, dan dengan menggunakan akal dan pemikirannya manusia mencoba untuk mencari tahu bagaimana itu bisa terjadi. Teori kebenaran dalam filsafat bukanlah suatu karangan atau imajinasi yang di buat oleh manusia, tapi kebenaran yang memang real ada dan terjadi dan dapat di rasakan oleh manusia sepenuhnya. Dengan kebenaran yang berfilsafat akan menjadi dasar dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
Pengetahuan manusia ada tiga macam, yaitu penegtahuan sains, pengetahuan filsafat, dan pengetahuan mistik. Pengetahuan itu di peroleh manusia melalui berbagai cara dan dengan menggunakan berbagai alat. Ada beberapa aliran diantaranya: Emprisme, Rasionalisme, Positivsme, Dan Intuisinisme.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar