BAB
I
A.
Pendahuluan
1.1 latar belakang
Konon,
orang yang mula-mula sekali menggunakan akal secara serius adalah orang yunani
yang bernama Thales (kira-kira tahun 624-546 SM). Orang inilah yang di gelari
bapak filsafat. Gelar ini di berikan kepadanya karena ia mengajukan pertanyaan
yang aneh, yaitu: apakah sebenarnya bahan alam semesta ini? Ia sendiri
menjawabnya: air. Setelah itu silih bergantilah filosof sezamannya dan
sesudahnya mengajukan jawabannya. Semakin lama persoalan yang di pikirkan oleh
manusia semakin lama semakin luas,dan semakin rumit pula pemecahannya.
Buah
pemikirannya yaitu hasil kerja akal- yang mulai mengagetkan manusia awam barangkali
pertama kali di lontarkan oleh Heraclitus (Herclitus) yang hidup sekitar tahun
500-an SM,yaitu tatkala ia berkata bahwa yang sesunguhnya yang sungguh-sungguh
ada,yang hakikat,ialah gerak dan perubahan. Jadi bila orang awam melihat sebuah
patung dini hari yang diam,sesungguhnya
patung itu bergerak dan berubah terus;demikian heraclitus. Indra kitalah yang
tertipu atau yang menipu. Kemudian filosof lain, orang yunani juga berhasil
menyusun argumentasi untuk membuktikan sebaliknya yang hakikat, yang sungguh-sungguh ada,ialah
diam,tetap,tak berubah,tak bergerak. Kalau
kita meklihat anak panah yang meluncur dari busurnya – jadi bergerak
–sesungguhnya anak panah itu dapat di buktikan oleh paramenides tidak bergerak
alias diam.
Cerita
singkat di atas telah memperlihatkan bahwa karya akal memang cukup hebat.
Keadaan itu di buat semakin ramai oleh kemunculan oarang yang bernama zeno,
juga orang yunani, yang lahir pada kira-kira tahun 490 SM. Kemunculannya
barangkali dapat dianggap menandai mulainya pemikiran sofisme. ia berhasil membuktikan bahwa ruang kosong itu tidak ada;
pluralitas (jamak) itu juga tidak ada;
gerak tidak ada . jadi, semua yang mapan dalam pandangan orang awam ketika itu
menjadi goyah. Inilah salah satu karya akal yang hebat: kebimbangan
Puncak
kebingungan itu terlihat pada tokoh sofisme terbesar, yaitu partogoras. Ia
menyatakan bahwa manusia adalah ukuran segala-galanya. Nah inilah rumus utama relativisme. Kebenaran telah di
relatifkan. Yang benar ialah yang benar menurutku, menurutmu kebenaran objektif
tidak ada. Sialnya pemikiran relativisme ini. Berpengaruh pula pada keyakinan
agama orang athena ketika itu apa jadinya? Tidak ada kebnaran yang pasti tentang
pengetahuan, tetang etika,metafisika, juga tentang agama. sekali lagi, inilah hasil
karya akal yang hebat itu. Lantas akibatnya lebih jauh, yaitu orang athena sejak
saat itu, terutama pemudanya, menjadi orang bingung tanpa pegangan: sendi-sendi agama telah
digoyahkan dasar-dasar pengertahuan telah di guncangkan. Oleh siapa? Pemikirannya,
ya... oleh akal.
Menghadapi
keadaan ini, muncul yunani juga, yang bernama Socrtes. Nama ini mungkin sama
terkenalnya dengan nama Nabi Muhammad.
Socrates hidup pada kira-kira
tahun 399-470 SM. Ia orang yang taat beragama , meyakini dasar-dasar pengetahuan,
demikian menurut sejarah. Ia berpendapat bahwa yang benar secara objektif itu
ada, itu dapat di pegang. kebenaran yang relatif ada juga. Ia berusaha mengajak
pemuda pemuda Athena untuk mempercayai kebenaran yang objektif, yang dapat di
pegang. Ia pun mengajak pemuda pemuda itu kembali mempercayai agama mereka. Ia, menggunakan metode dialetika, dengan
bercakap-cakap kesana kemari, berhasil membuktikan adanya kebenaran objektif.
Itulah esensi-esensi dalam definisinya. Definsi atau pengertian umum merupakan
penemuan Socrates yang terpenting. Metode induksi mulai digunakannya, yaitu
dalam rangka mencari esensi- esensi
tersebut. Yang relatif memang ada, yaitu kebenaran-kebenaran pada ciri-ciri
aksedensinya. Ringkasnya, ia telah berhasil menginsafkan pemuda pemuda athena
ketika itu di anut kembali. Akan tetapi hasil ini di tebus dengan hukuman mati
untuk dirinya dengan minum racun, melaksanakan keputusan pengadilan Athena.
Usaha Socrtes itu di teruskan oleh plato. Orang ini
adalah teman dan murid Socrtes. Dengan mengangkat esensi pada pengertian umum
socrates menjadi idea, maka adanya kebenaran objektif semakin dikukuhkan.
Sampai disini ‘’ kegaduhan’’ pertama
dalam sejarah penggunaan akal dapat diredakan. Orang athena mulai percaya lagi
pada adanya kebenaran yang objektif, kebenaran yang dapat di pegang dan mulai
meyakini kembali agama mereka. Relativisme mulai di tinggalkan yan relatif memang ada,
tetapi tidak seluruh kebenaran bersifat relatif.
Setalah pristiwa itu,pemikiran manusia
(filasat) memasuki suatu priode yang panjang sekali,kira-kira 1500 tahun.
Priode inilah yang sering disebut abad pertengahan. Ini adalah sebutan yang amat sederhana. Filsafat pada priode ini
pada pokoknya di pengaruhi oleh kristen. Selama priode yang panjang itu filsafat
(di barat kristen) boleh di katakan tidak banyak menghasilkan penemuan,
terutama jika di bandingakan dengan panjangnya rentang waktu. Pemikiran seperti
direm. Yang mengerem ialah orang-orang kristen atas nama agama kristen. Akal
dikekang dan dikungkung secara keterlaluan oleh agama kristen pada masa ini.
Itulah sebabnya priode ini sering disebut juga priode skolastik, dan
filsafatnya di sebut skolatisisme. Rumus utama pada priode ini ialah credo ut intelligem. Periode ini
seolah-olah merupakan periode ‘’ balas
dendam’’ terhadap merajalelanya akal pada priode sebelumnya.
Pada
akhir periode ini, seorang pemikir, dengan penuh persiapan, dapat juga
melepaskan diri dari situasi itu. Ia melesat lepas dari kungkungan dan kekangan
itu, laksana anak panah lepas yang meninggalkan zamannya. Orang itu di gelari
bapak filsafat modern. Dapat diduga,
pada masa persiapan ia membaca juga buah pemikirannya yang paling utama adalah
melepaskan diri dari pengaruh agama kristen, menghidupkan kembali tradisi
yunani, yaitu rasionalisme. Karena yang terakhir ini, gerakannya sering di
sebut gerakan renaissance.
Jika
munculnya socrtes dapat di anggap sebagai reaksi terhadap akal yang terlalu
dominasi suara hati (dalam hal ini iman kristen) terhadap jalan hidup manusia.
Dua tokoh besar yang munculdari dua latar belakang yang amat berbeda: yang astu
uncul karena ulah akal, yang satu lagi muncul karana ulah oarang kristen yang
terlalu di pengaruhi oleh hati atau rasa.
Manusia
ideal ialah manusia yang utuh,yaitu manusia yang menggunakan indera,akal,dan
hatinya secara seimbang, manusia yang jalan hidupnya di tentukan oleh
pertimbangan indera,akal,dan hati tidaklah terdapat persengketaan; mereka
masing-masing mempunyai daerah, paradigma, metode, ukuran sendiri-sendiri;
saling melengkapi.
1.2
Rumusan masalah
1.
Bagaimana Munculnya Berbagai Teori Filsafat?
2.
Apa Yang Di Maksud Dengan Teori Kebenaran dan perkermbagannya?
Bab
II
B. Kerangka teori
A. Dua Kekuatan Yang Mewarnai Dunia
keadaan
dunia yang begini ada yang mewarnainya. Kekuatan yang mewarnai itu pertama
ialah Agama yang kedua ialah Filsafat. Orang yang mewarnai dunia
hanya dua, nabi dan ulama, dan filosof. Apakah sains dan teknologi dalam garis
besarnya netral. Pakar sains dan teknologi menggunakan sains dan teknologi
dalam garis besar netral. Pakar sains dan teknologi menggunakan sains dan
teknologi untuk mewarnai dunia berdasarkan pandangan hidupnya;pandangan hidup
itu dua: Agama Dan Filsafat.
Sejarah telah mempertontonkan adanya
manusia yang berani mati untuk dan karena agama yang dianutnya. Orang
mengorbankan harta,pikiran,tenaga,atau nyawa sekalipun untuk dan karena kepercayaan
yang dianutnya. Adapula orang yang dibakar hidup-hidup oleh orang yang merasa
agamanya di sentuh oleh orang tersebut. Orang pula rela di jemur dan diapit
oleh dengan batu besar untuk mempertahankan kepercayaannya (agama) yang
dianutnya. Orang dengan tekun menabur bunga
di kuburan, membakar kemeyan di tanah-tanah tinggi atau di rela mengubur
anak perempuannya hidup hidup karena kepercayaan yang di anutnya. Demikian
kenyataannya
*. pengertian
agama
Dulu adam hawa berada di surga,
demikian menurut islam dan beberapa agama lain. Lalu tuhan mengiginkan mereka
hidup di dunia untuk sementara. Tuhan berkata kepada adam dan hawa:
berangkartlah kalian ke dunia. Timbul kekhawatiran, bagaimana caranya hidup di
dunia itu? Tuhan memberikan jaminan: nanti kalau adam dan hawa sudah sampai di
dunia, tuhan akan mengirimkan petunjuk isi petunjuk itu ialah tentang cara
hidup di dunia. Peraturan tentang cara hidup di dunia inilah yang disebut.
*.
pengertian filsafat
Hatta
mengemukakan pengertian filsafat itu lebih baik tidak dibicarakan lebih
dulu(Hatta,1966:1:3). Nanti bila orang lebih banyak membaca atau mempelajari
filsafat, orang itu akan mengerti dengan sendirinya apa filsafat itu menurut
kondisi menurut konotasi yang di tangkapnya. Langevad juga berpendapat begitu.
Katanya, setelah orang berfilsafat sendiri, barulah ai maklum itu; akan makin
dalam berfilsafat, akan mengerti ia apa filsafat itu (lavengeveld 1961:9).
-
Akal dan hati pada zaman yunani kuno
pertentangan
atau kerja sama antara akal dan hati itulah pada dasarnya isi sejarah filsafat.
Memang pusat kendali kehidupan manusia terletak di tiga tempat, yaitu indra,
akal, dan hati. Namun akal dan hati itulah yang paling menentukkan.
·
Thales
Thales
(624-546). Seorang militus yang di berikan gelar bapak filsafat karena dialah
orang yang mula-mula berfilsaf. Gelar itu di berikan karena ia mengajukan
pertanyaan yang amat mendasar , yang jarang di perhatikan orang,juga orang
zaman sekarang: what is the nature of the
word stuff? (mayer,1950:18) apa
sebenarnya alam semesta ini? Tak pelak lagi pertanyaan ini amat mendasar. Terlepas
dari apapun jawabannya, pertanyaan ini saja telah dapat mengangkat namanya
menjadi filosof pertama. Ia sendiri menjawab air. Jawabanya yang sangat
sederhana dan belum tuntas. Belum tuntas karena dari apa air itu? Thales
mengambil air sebagai asal dari alam semesta barangkali karena ia melihatnya lama sebgai sesuatu yang
amat diperlukan dalam kehidupan, dan menurut pendapatnya bumi ini terapung di
atas air (mayer,1950:18).
-
Akal dan hati pada abad pertengahan
Permulaan abad pertengahan barangkali dapat di mulai
sejak plotinus. Pada tahun plotinus (lahir 204 M) 0pengaruh agama kristen
kelihatannya begitu besar : filsafatnya berwatak sepiritual.
·
Plotinus (204-270)
Thales
(624-546) di gelari sebagai filosof pertama barangkali karena ia mengajukan
pertanyaan yang sangat mendasar: apa bahan alam semesta ini? Thales menjawab
air . jawaban yang tidak memuaskan pertanyaan yang lebih berbobot dari pada
jawabannya. Plotinuslah jadi sekitar 800 tahun kemudian , orang yang mula-mula
menyusun jawaban yang lumayan terhadap pertanyaan itu. Itulah yang teori
emanasi dan konsep inilah pertama yang menyebabkan plotinus cukup penting untuk
di pelajari. Teori penciptaannya yang berupa emanasi itu di pengaruhi juga pada
filsafat islam.
Akan
tetapi, pemikiran plotinus bukan hanya tentang rahasia penciptaan;ia juga
mengemukakan pemikiran tentang etika,yang keliatannya masih relevan di
pertimbangkan pada zaman sekarang.
Secara umum ajaran plotinus di sebut plotinisme atau neopaltonisme, jadi ajaran
plotinus itu tentulah berkaitan dengan ajaran plato . platonisme adalah suatu
sistem yang teosentris, jadi dalam hal ini sama dengan agustinus, memang
filosof pada masa ini pada umunya teosentrisme.
-
Akal dan hati pada zaman modern
Pada
abad pertengahan, hedgemoni antara akal dan iman benar-benar tidak seimbang.
Pada abad itu akal kalah total dan iman menang mutlak. Abad ini telah
mempertontonkan kelambanan kemajuan manusia, padahal tadinya manusia itu sudah
membuktikan bahwa ia sanggup maju dengan cepat abad ini telah dipenuhi lembaran
hitam berupa pemusnahan orang-orang yang berpikir kreatif, karna pemikiran yang
berlawanan atau berbeda dengan pikiran tokoh gereja. Abad ini tidak saja
lamban, lebih dari itu secara pukul rata filsafat munndur pada abad ini :
jangankan menambah, menjaga warisan sebelumnya pun abad ini tidak mampu.
·
Rainanse
Rainance
ini istilah bahasa perancis. Dalam bahasa latin, re+nasci berarti lahir kembali
(rebirth). Istilah ini biasanya digunakan oleh sejarahwan untuk menunjuk berbagai priode kebangkitan intelektual,
khususnya yang terjadi di eropa, dan lebih khusus lagi di italia, sepanjang
abad 15 dan ke- 16. Mula-mula istilah
ini digunakan oleh seorang sejarawan terkenal michelet, dan dikembangkan oleh
burckhadrt (1860) untuk konsep sejarah yang menunjuk kepada periode yang
bersifat individualisme, kebangkitan kebudayaan antik, pemenuan dan manusia,
sebagai periode yang dilawankan dengan periode abad pertengahan ( Runest 270).
Karya filsafat pada abad ini disebut filsafat rainsance ( runes 271 ).
Batas yang jelas mengenai kapan
dimulainya penghabisan abad pertengahan sulit ditentukan. Yang dapat ditentukan
ialah bahwa abad pertengahan itu telah selesai tatkala datangnya zaman rainance
yang meliputi kurun waktu abad ke 15 dan ke 16 (bertence). Abad pertengahan
adalah ketika alam pikiran dikungkung oleh gereja. Dalam keadaan seperti itu
kebebasan pemikiran amat terbatas, perkemabangan saince sulit terjadi, juga
perkembangan filsafat, bahkan dikatakan manusia tidak mampu menemukan dirinya
sendiri . oleh karna itu , orang mulai mencari alternatif. Nah, didalam
perenungan mencari alternatif itu orang teringat pada suatu zaman ketika
peradaban begitu bebas, tidak dikungkung, saince maju, yaitu zaman dan
peradaban yunani kuno. Usaha ini sebenernya telah dimulai didalam karya
orang-orang italia didalam kesusastraan, misalnya pada petranca ( 1354-1374)
dan boccacio(1313-1375).
Spinoza
(1632-1677)
Spinoza
dilahirkan pada tahun 1632 dan meninggal dunia pada tahun 1677. Nama aslinya
Baruch Spinoza. Setelah ia mengucilkan diri dari agama Yahudi, ia mengubahnya
namanya menjadi Benedictus de Spinoza. Ia hidup dipinggiran kota Amsterdam
(Solomon, 1981:71).
Menurut Solomon (1981:71), cara
terbaik mempelajari metafisika modern ialah mempelajari karya-karya metafisika
para filosof. Mempelajari jangan terpisah-pisah misalnya kosnologi terlebih
dahulu, kemudian ontologi. Cara seperti ini akan menyulitkan kita mengetahui
hubungan dalam sistem filosof tersebut. Untuk pengantar mempelajari metafisika
modern, Solomon menganjurkan mempelajari lebih dulu metafisika pada abad ke-17.
Filosofnya ialah Spinoza, dan yang kedua ialah Leibniz (1646-1716). Filosof
kedua ini adalah filosof Jerman Modern terbesar yang pertama.
Metafisika modern biasanya dikatakan
dimulai oleh Descartes (1596-1650). Metodenya untuk sampai kepada kepastian
sempurna lewat deduksi matematis, sah untuk diterima (Solomon: 71). Akan
tetapi, halnya tidak sesederhana itu. Metafisika mempunyai jalur yang panjang
sejak Yunani, melintasi Abad Pertengahan, barulah kepada Descartes. Oleh karena
itu, kita tidak usah heran menemukan bahwa konsep sentral dalam metafisika
descrates adalah substansi dan definisi, yang sesungguhnya sudah ada pada Aristoteles.
Sebagaimana aristoteles, ia pun berpendapat bahwa sesuatu untuk ada tidak
memerlukan yang lain ( bila adanya karna yang lain, berarti substansinya kurang
meyakinkan). Nah, baik spinoza maupun ledniz ternyata mengikuti pemikiran
descartes itu. Dua tokoh terakhir ini juga juga menjadikan subtansi sebagai
tema pokok dalam metafisika mereka, dan mereka berdua juga mengikuti metode
descartes. Tiga filosof ini descartes, spinoza, ledmiz, biasanya dikelompokan
dalam satu mazhab, yaitu rasionalisme.
B. Teori kebenaran dan meliorisme
Sebaliknya
dari pragmatisme peirce yang di kembangkan dengan studi logisempiris james membangaun
pragmatismenya lewat studi yang berkenaaan dengan pisikologi dan kebutuhan
vital manusia. Oreantasi pisikologi dan watak manusia begitu mempengaruhi
pemikiran james. Ini menimbulkan filsafat yang praktis dan murni teori
teoritis. Oleh karena itu, filsafat pragmatisme mementingkan melihat kedepan
mengenai tujuan, akibat-akibat, atau hasil praktis filsafat itu. Ini pada
peirce dan james amat berbeda. Perdebatan pokoknya ialah peirce memandang
pragnatisme sebagai pengertian yang selalu menunjukkan yang konseptual tetapi
tidak membicarakan masalah cara mengerti. Pada peirce, tujuan pragmatisme dan
hasil praktisnya di pahami secara logis dan ilmiah dan filsafat dibatasi pada
masalah pengayaan intlektual. Pada james tujuan pragmtisme dan haqsil
praktisnya dipahami secara moral, spiritual, dan secara individual dalam arti pengembangan
kemanusiaan.
Pertanyaan pragmatis pada james
adalah’’ apakah yang dilakukan oleh idea itu padamu dalam menghadapi kehidupan nyata?’’
untuk memiliki nilia-nilai kemanusian, setiap idea mestilah berguna untuk
setiap tujuan hidup yang jelas. James
mencari tujuan yang konkret dan memperkaya kehidupan. Inilah dua ciri khas
pragmathisme james. Dalam kenyataannya kedua ciri ini menjadi indikator hasil praktis dalam pragmatisme james. Untuk
memahami hal secara lebih jelas, perlu diketahui apa yang di maksud oleh james
dengan meliorisme.
C.
Kebenaran tidak relatif
‘’kebenaran
samudera darah pun tidak dapat menenggelamkan kebenaran’’
(maxim
gorky,sastrawan rusia)
Percayakah anda bahwa kebenaran itu
bersifat relatif?
‘’ kebenaran itu tidak
ada, tergantung pada tiap-tiap orang’’. Begitu kata seorang kawan penulis.
Penulis tidak habis pikir, bagaimana pada saat masih percaya pada prinsip hidup
yang di anggap sebagai kebenaran juga pada saat masih banyak orang yang percaya
bahwa kebenaran, juga pada saat masih banyak orang yang percaya bahwa kebenaran
itu ada, dia bisa mengatakan nya dengan
begitu mudah-bahwa kebenaran itu relatif.
Tapi bukan berarti bahwa kebenaran itu tidak
ada. Tidak akan ada kebenaran jika ‘’ omongan’’, penilaian,
ungkapan,evaluasi,dan pengukuran di dasarkan pada fakta atau realitas yang
secara material ada. Orang bisa berbeda (relatif) dalam menilai jarak antara
bali dan jakarta. Si A mengatakan, ‘’ jauh, dong!’’ si B dapat mengatakan, ‘’
Ah, nggak jauh amat. Satu kedipan saja sampai. Coba, you waktu berangkat naik
mobil tidur,terus kamu bangun pagi, kamu sudah sampai jakarta’’ keduanya punya
pengalaman yang berbeda.
Mungkin si A adalah orang miskin
sehingga ia terbiasa naik kereta ekonomi. dari bali ia harus menyebrang dulu ke
Banyuwangi, lalu ia harus berhenti di Surabaya. Perjalanan yang di tempuh pun terasa
lambat, lama, dan terasa jauh. Sementara, si B adalah orang kaya yang naik
mobil pribadi sehingga ia bisa enak tidur di perjalanan karena mobil bagus dan
berharga mahal lebih terasa nyaman. Maka, jarak yang jauh pun dapat di tempuh
secara cepat (dapat kita bayangkan jika,yang menempuh jarak antara bali ke
jakrta dengan menggunakan pesawat
pribadi atau helikopter, seperti konglomerat kaya, presiden, atau materi
...tentu jaraknya terasa dekat , waktu tempuh cepat).
Bab III
C.
Pembahasan
Setelah
di coba menjelaskan dari berbagai segi dan bermacam cara, dapatlah diketahui
bahwa filsafat adalah pengetahuan yang di peroleh yang diperoleh dengan cara
berpikir secara berpikir logis, tentang objek yang abstrak logis, kebenarannya
hanya di pertanggung jawabkan secara logis pula. Jika di ringkaskan, dapat juga
dikatakan bahwa filsafat ialah pengetahuan yang logis yang tidak dapat di buktikan secara empiris.
Definisi ini memang belum lengkap, belum mencakup seluruh konsep yang
terkandung dalam istilah filsafat, tetapi agaknya telah mampu menunjukkan apa
filsafat itu dalam garis besarnya.
Beerling
(1966: 8) mengatakan bahwa orang yunani yang mula-mula berfilsafat di barat
mengatakan bahwa filsafat timbul karena ketakjuban. Ketakjuban menyaksikan keindahan dan kerahasian alam.
Plato mengatakan bahwa filsafat dimulai dari ketakjuban. Sikap heran atau
takjub itu akan lahir dalam bentuk bertanya. Pertanyaan itu memerlukan jawaban
bila pemikir menemukan jawaban, jawaban itu dipertanyakan lagi karena ia selalu
sanksi pada kebenaran yang ditemukannya. Patrick (mulder, 1966:44-5)
mengatakan, manakala keheranan mereka menjadi serius dan penyelidikan menjadi
sistematis, mereka menjadi filosof. Sartre (beerling, 1966:8) mengatakan bahwa
kesadaran pada manusia ialah bertanya yang sebenar-benarnya. Pada bertanya
itulah manusia berada dalam kesadarannya yang sebenar-benarnya.
Akan
tetapi, hendaknya perlu segera dicatat bahwa pertanyaan yang dapat menimbulkan
filsafat bukanlah pertanyaan yang sembarangan. Pertanyaan yang dangkal seperti “ apa rasa gula” dapat dijawab oleh
lidah; pertanyaan “ pada tahun keberapa
tanaman kopi berbuah” tidak akan menimbulkan filsafat. Riset dapat menjawab
pertanyaan ini. Pertanyaan yang dalam, yang ultimate, yang bobotnya berat,
itulah yang akan menimbulkan filsafat bila jawabannya diberikan secara serius.
Cobalah jawab pertanyaan Thales, ” what is the nature of the world stuff?” apa
sebenarnya bahan alam semesta ini ? indera dapat menjawabnya, air. Jawaban itu
(air) sungguh belum memuaskan, tetapi ia mendasari jawabannya dengan dasar yang
lumayan. Katanya water is the basic principle of the unniverse (mayer:18).
Prinsip alam dasar semesta adalah air karena air dapat berubah menjadi berbagai
wujud. Ya, alasan yang lumayan. Selain thales, banyak juga filosof yang mengemukakan jawaban. Ada yang menemukan 4
unsur (tanah, air, udara, api), ada yang menemukan apeiron yang cirinya mungkin sama dengan Tuhan. Jadi, pertanyaan itulah yang menimbulkan
filsafat. Pada zaman permulaan ( Yunani), pertanyaan itu timbul dari takhayul,
ketakjuban pada alam. Pada zaman modern penyebab pertanyaan itu lain lagi.
Apa
yang pernah dikatakan sebelum ini bahwa filsafat dan agama adalah dua kekuatan
yang mewarnai dunia, mulai kelihatan kebenarannya pada zaman Yunani itu.
Filsafat pada dasarnya adalah akal, agama pada pokonya adalah iman (hati,
rasa). Oleh karena itu wajarlah bila perkembangan budaya selalu dilatar
belakangi oleh pergulatan antara akal dan hati, antara rasio dan iman, antara
filsafat dan agama. Ini sudah mulai kelihatan pada zaman yunani kuno itu. Apa
yang dapat dilihat? Pada tahap permulaan, yaitu pada Thales dan beberapa
kawannya, akan mula menonjol dominasinya, tetapi iman masih kelihatan memainkan
perannya. Filsafat Thales, misalnya, belum murni akhliyah; didalam argumentasinya
kita masih dapat melihat adanya pengaruh kepercayaan pada mitos yunani; mitos
adalah agama, jadi iman. Begitu juga pada pythagoras, misalnya, kita pun masih
dapat melihat adanya pengaruh mitos tersebut. Argumentasinya tentang
angka-angka itu agaknya belum murni akhliah; ordonya yang pantang beberapa
jenis makanan, jelas merupakan indikator bahwa ia masih dipengaruhi oleh
kepercayaan dalam berfilsafat. Jika diambil pukul rata, agaknya dapat
dikatakan, bahwa pada saat bertolaknya akal dan hati, rasio dan iman, filsafat
dan agama masih sama-sama memegang dominasi dalam kehidupan.
Pada
zaman sofis keadan berubah. Pada zaman ini akal dapat dikatakan menang mutlak. Manusia adalah ukuran kebenaran, juga semua
kebenaran relatif, yang merupakan ciri filsafat sofisme, jelas merupakan
pertanda bahwa akal sudah menang mutlak terhadap iman. Lalu apa akibatnya?
Kekacuan, yaitu kekacuan kebenaran. Tidak adanya ukuran yang dapat berlaku umum
tentang kebenaran,jelas merupakan penyebab kekacuan itu. Akibatnya selanjutnya
aialah semua teori sains, di ragukan, semua akidah dan kaidah agama di curigai.
Ini sudah cukup untuk di jadikan bukti bahwa manusia zaman itu telah hidup
tanpa pegangan. Ini amat berbahaya. Keadaan ini di sertai pula oleh munculnya
‘’ pembela-pembela’’ kebenaran, ya, orang sofis itu mereka mengajar, menjadi
guru terutama bagi pemuda dalam filsafa, mereka menjadi filosof, dan menjadi
hakim. Bayangkan apa yang akan terjadi lebih lanjut. Kekacuan meluas. Maka
tampilah sang pembela kebenaran, yaitu socrates, sang guru.
Misi
socrates amat jelas: menghentikan pemikiran sofis yang menganggap bahwa semua
kebenaran itu relatif. Pemikiran inilah yang menjadi biang keladi kekacauan
itu. Cara yang di tempuh socrates mudah di tebak yaitu meyakinkan orang athena,
terutama para filosof dan hakim sofis,bahwa tidak semua kebenaran relatif; ada
kebenaran yang dapat diterima oleh semua oranag inilah pengertian umum. Dalam
kerangka ini pengertian umum inilah yang merupakan temuan socrtes yang
terpenting. Tapi ini tidak berhan lama kurang lebih 300 tanun kemudian hegemoni
terganggu lagi. Sejak meninggalanya socrates, filsafat seperti kehilangan bahan
bakar. Dan pada saat itulah tepat abad pertengahan agama menang mutlak, akal
kalah total.
Bab IV
D. penutup
Kesimpulan
Dari
berbagai teori tentang kebenaran dalam berfilsafat kami mengambil kesimpulan,
bahwa kebenaran di peroleh dari hasil pemikiran seseorang tentang segala
sesuatu yang terjadi di sekitar alam semesta ini. Kebenaran yang di hasilkan
merupakan buah pemikiran tokoh-tokoh filsafat pada zaman yunani kuno,
pertengahan mapaun sampai modern.
Bagaiamana
kebenaran itu bisa ada? Karena kebenaran di rasakan ada oleh panca indra dan di
rasakan oleh manusia, sehingga membuat manusia bertanya akan sebuah kejadian
yang di rasakan. Pertanyaan yang di buat
tidaklah membuat kita berpikir sebelumnya tentang hal itu, dan dengan
menggunakan akal dan pemikirannya manusia mencoba untuk mencari tahu bagaimana
itu bisa terjadi. Teori kebenaran dalam filsafat bukanlah suatu karangan
atau imajinasi yang di buat oleh manusia, tapi kebenaran yang memang
real ada dan terjadi dan dapat di rasakan oleh manusia sepenuhnya. Dengan
kebenaran yang berfilsafat akan menjadi dasar dalam perkembangan ilmu
pengetahuan.
Pengetahuan manusia ada tiga
macam, yaitu penegtahuan sains, pengetahuan filsafat, dan pengetahuan mistik.
Pengetahuan itu di peroleh manusia melalui berbagai cara dan dengan menggunakan
berbagai alat. Ada beberapa aliran diantaranya: Emprisme, Rasionalisme, Positivsme, Dan Intuisinisme.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar